Anggota Polrestabes Semarang Jadi Bapak Asuh 35 Anak Yatim Piatu

Gambar Gravatar

Bagi Bripka Fahmi, panti asuhan bukan hanya tempat perlindungan, melainkan juga tempat pembelajaran dan perkembangan. Anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan akademis, tetapi juga pengembangan karakter dengan penekanan pada nilai-nilai moral dan sopan santun. Bripka Fahmi menegaskan pentingnya menanamkan prinsip etika yang kuat pada anak-anak tersebut agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi pada masyarakat.

“Membangun lembaga sosial ini awalnya hampir tidak sengaja. Namun, melihat dampaknya terhadap anak-anak, serta manfaat bagi semua pihak yang terlibat, sungguh luar biasa. Anak-anak yang kehilangan ayah membutuhkan bimbingan dan pengasuhan agar mereka tumbuh menjadi orang baik yang mengingat Allah SWT,” kata Bripka Fahmi mengenang perjalanan sosialnya.

Tindakan tanpa pamrih Bripka Fahmi menjadi contoh inspiratif dalam pengabdian masyarakat dan kekuatan kasih sayang individu. Dedikasinya dalam menjalankan tugas kepolisian dan komitmennya terhadap pengasuhan anak yatim piatu mencerminkan prinsip hidupnya, yaitu bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Kisah Bripka Fahmi ini menyoroti dampak positif yang dapat diberikan oleh seorang anggota kepolisian dalam kehidupan masyarakat, membuktikan bahwa kepahlawanan sejati tidak hanya diukur dari seragam yang dikenakan.

Bacaan Lainnya

(Red/Humas)

Pos terkait