Menurut catatan sejarah, tradisi gowok di tanah Jawa pertama kali diperkenalkan oleh seorang wanita asal Tiongkok bernama Goo Wok Niang.
Ia datang ke Jawa bersama dengan Laksamana Cheng Ho sekitar tahun 1415.
Kehadiran Goo Wok Niang yang membawa praktik ini kemudian menarik perhatian masyarakat Jawa, hingga akhirnya tradisi ini berkembang dan menjadi bagian dari budaya lokal pada masa itu.
Nama “Gowok” sendiri diambil dari nama Goo Wok Niang, namun karena masyarakat Jawa kesulitan melafalkan nama tersebut dalam dialek Cina, nama ini akhirnya disederhanakan menjadi “Gowok”.
Akhir dari Tradisi Gowok
Praktik gowok pernah marak di daerah Jawa, terutama di wilayah Purworejo dan Banyumas.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, khususnya memasuki era 1960-an, tradisi ini mulai ditinggalkan.
Hal ini disebabkan oleh pandangan masyarakat yang semakin kritis terhadap tradisi ini, yang dianggap melanggar norma agama dan sosial.
Kini, tradisi gowok hanya tinggal sejarah, menjadi salah satu dari sekian banyak tradisi yang pernah ada namun hilang seiring perubahan zaman.
Meski demikian, memahami sejarah tradisi ini memberikan kita wawasan lebih dalam tentang kekayaan budaya Jawa di masa lampau.
(M. Efendi)
Tinggalkan Balasan