Saat aksi pendemo mulai anarkis, Kapolres memerintahkan pengamanan sesuai SOP dengan pengerahan pasukan, termasuk Polwan sebagai negosiator di kantor KPU Sragen. Kapolres juga memimpin langsung pasukan lintas ganti pengendalian massa (Dalmas) Satuan Samapta dan memberikan himbauan kepada massa pendemo.
Jika situasi sudah tidak terkendali, Kapolres mengerahkan pasukan pengurai massa (Raimas), serta menerjunkan K-9 dan water canon untuk membubarkan massa agar tidak terjadi kerusakan yang dapat merusak stabilitas Kamtibmas selama Pemilu.
Simulasi juga menggambarkan kemungkinan ketidakpuasan massa yang berujung pada pengrusakan, baik di TPS maupun di kantor KPUD. Kapolres menekankan pentingnya pelatihan sistem pengamanan kota (Sispamkota) untuk meningkatkan kemampuan anggota Polri dan bersinergi dengan personel pengamanan lainnya, seperti TNI, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait.
Kapolres berharap semua elemen masyarakat dapat menjaga keamanan selama masa Pilkada, dari pemungutan suara hingga pasca pemungutan suara. Ia juga mengimbau pendemo agar tidak merusak fasilitas umum dan menyampaikan aspirasi dengan cara positif tanpa tindakan destruktif.
“Fasilitas publik adalah milik bersama. Kami menghimbau agar para pendemo tidak merusak properti umum. Mari kita sampaikan aspirasi dengan cara yang positif dan tidak mencoreng pesan yang ingin disampaikan dengan tindakan destruktif,” tegas Kapolres.
Mengakhiri pernyataannya, Kapolres berharap agar semua pihak dapat bekerja sama menjaga keamanan dan ketertiban selama proses unjuk rasa, demi kebaikan bersama dan kelancaran aktivitas masyarakat lainnya.
(Naniek/Arief)