Sejumlah pengamat kebijakan publik mengkritik alokasi anggaran tersebut yang dinilai tidak berdampak langsung terhadap kesejahteraan warga.
“Andai dana miliaran itu dipakai untuk mengatasi banjir di Terowongan Arteri Soekarno-Hatta atau memperbaiki Bundaran Bubakan, tentu manfaatnya lebih terasa bagi masyarakat,” ujar seorang akademisi di Semarang.
Sorotan juga tertuju pada gaya kepemimpinan Wali Kota Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti dan Wakil Wali Kota Iswar Aminuddin yang dinilai tidak aktif menyapa warga melalui media sosial, berbeda dengan pendahulunya Hendrar Prihadi dan eks Gubernur Ganjar Pranowo yang lebih terbuka terhadap kritik publik.
Hingga berita ini diturunkan, Pemkot Semarang belum memberikan pernyataan resmi mengenai alasan di balik alokasi anggaran komunikasi publik yang mencapai puluhan miliar tersebut.
(TIM)
Tinggalkan Balasan