Iuran Pedagang Kecil di Salatiga Dinilai Memberatkan, Warga Mengeluh Tak Ada Solusi Konkret dari Pemerintah

Gambar Gravatar

Investigasi Indonesia

Salatiga, Jawa Tengah – Keluhan pedagang kecil di Kota Salatiga mencuat setelah rencana pemberlakuan iuran sebesar Rp15.000 hingga Rp35.000 per 12 jam berjualan. Kebijakan ini menuai protes dari para pedagang yang merasa bebannya terlalu besar, terutama bagi mereka yang berpenghasilan minim.

Salah satu warga Salatiga, Layla Frida Luthfyana, menyampaikan keluh kesahnya melalui pesan tertulis di laman LaporGub bernomor LGWP52012065 tertanggal 22 Januari 2025, menggambarkan kondisi ibunya yang merupakan pedagang kaki lima dan seorang single parent yang harus menafkahi tiga anak, termasuk dua yang masih berkuliah.

“Ibu saya hanya berpenghasilan sekitar Rp50.000 per hari dari berjualan di Margosari. Dengan iuran sebesar itu, ibu saya merasa sangat terbebani, begitu juga dengan pedagang kecil lainnya,” ungkap Layla.

Bacaan Lainnya

Layla juga menyoroti bahwa selama ini pedagang kecil di Salatiga sudah menghadapi berbagai kesulitan, termasuk biaya tambahan untuk listrik dan air yang harus mereka tanggung sendiri.

Pertemuan Tanpa Solusi Konkret

Para pedagang berharap mendapatkan penjelasan yang rasional mengenai besarnya iuran. Namun, menurut Layla, pihak dinas tidak memberikan solusi konkret, bahkan hanya menyampaikan, “Kalau tidak mau membayar iuran, silakan tidak usah berjualan.” Pernyataan ini memicu kekecewaan dan kemarahan para pedagang.

Pos terkait