Investigasi Indonesi
Washington DC, Amerika Serikat – Ribuan demonstran, mayoritas perempuan, turun ke jalan di Washington DC pada Sabtu (17/1) untuk menyuarakan protes terhadap Presiden terpilih Donald Trump, hanya dua hari menjelang pelantikannya.
Aksi yang disebut “Pawai Rakyat” – sebelumnya dikenal sebagai “Pawai Perempuan” – telah menjadi tradisi tahunan sejak pertama kali digelar pada 2017. Acara ini diselenggarakan oleh koalisi kelompok yang menyatakan tujuan mereka adalah melawan “Trumpisme” dan mengadvokasi berbagai isu seperti perubahan iklim, imigrasi, dan hak-hak perempuan.
Protes serupa juga berlangsung di New York City dan Seattle. Meski panitia awalnya memperkirakan kehadiran hingga 50.000 peserta, jumlah demonstran yang hadir di Washington DC hanya mencapai sekitar 5.000 orang.
Pesan Para Demonstran
Melansir BBC, para pengunjuk rasa berkumpul di tiga taman utama sebelum berbaris menuju Lincoln Memorial. Mereka membawa berbagai poster dan menyuarakan isu-isu yang beragam. Brooke, salah satu peserta, mengatakan ia hadir untuk mendukung akses terhadap aborsi.
“Saya sangat kecewa dengan arah yang diambil negara ini. Saya sedih karena kita tidak memilih pemimpin perempuan, dan malah kembali pada presiden yang telah mengecewakan kita,” ujar Brooke.
Peserta lainnya, Kayla, mengatakan ia termotivasi oleh campuran emosi, seperti kemarahan dan kesedihan.
“Jujur saja, saya merasa marah dan kewalahan,” ungkapnya.
Sejarah Pawai Perempuan
Pawai Perempuan pertama kali diselenggarakan pada 2017, sehari setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden. Aksi tersebut memprotes kekalahan Hillary Clinton dalam pemilu 2016 dan menarik perhatian jutaan wanita di seluruh AS.