Sudaryono segera menanggapi, mengakui bahwa residu pestisida memang menjadi masalah yang serius. “Dulu, orang tua kami petani yang langsung mengonsumsi hasil panen. Sekarang, bahkan buah melon dari ladang kami sendiri enggan kami makan karena seringnya penggunaan pestisida,” ujarnya.
Sudaryono juga menekankan pentingnya pengembangan pupuk organik cair dan pestisida nabati sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. “Produk yang dibuat oleh petani milenial harus kita dukung, mulai dari standarisasi hingga perizinan. Pemerintah harus mendukung penuh karya petani milenial,” tambahnya.
Dalam wawancara dengan media, Sudaryono menyoroti birokrasi yang sering dianggap menghambat kemajuan karya petani milenial. “Aturan itu kita yang buat. Kalau justru menghambat, mestinya harus dipangkas. Tidak mungkin kita menjegal diri kita sendiri,” tegasnya.
Kementerian Pertanian juga tengah membentuk tim reaksi cepat atau Task Force untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan di sektor pertanian. Diskusi ini memberikan banyak masukan bagi Kementerian dalam mengambil langkah lebih lanjut untuk mempercepat pembangunan pertanian di Indonesia.
(Hatose)