Lebih jauh, Riswadi menekankan bahwa demokrasi tidak membutuhkan janji kosong. “Pemimpin Pekalongan harus memperjuangkan harkat, martabat, dan kultur budaya kita dengan konsep kepemimpinan yang ngayomi (melindungi), ngayemi (membuat tentram), dan ngayani (memberi manfaat),” tambahnya.
Acara pengukuhan ini tidak hanya menjadi formalitas, tetapi juga momentum untuk menyatukan visi dan misi seluruh masyarakat Kajen dalam menghadapi pemilihan mendatang. Dengan semangat persatuan, masyarakat berharap pemimpin yang terpilih nanti dapat membawa perubahan signifikan dan mewujudkan pembangunan daerah yang lebih baik.
Melalui pengukuhan ini, warga Kecamatan Kajen menegaskan komitmen mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi dengan harapan besar untuk masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat.
(Hatose)