Petani Pepaya di Desa Sokosari Terancam Gagal Panen Akibat Kekeringan dan Irigasi Rusak

Gambar Gravatar

Investigasi Indonesia

Pekalongan, Jawa Tengah – Petani pepaya di Desa Sokosari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, menghadapi ancaman gagal panen akibat kekeringan yang semakin parah. Masalah ini diperburuk dengan rusaknya saluran irigasi selama tiga tahun terakhir tanpa adanya perbaikan dari pihak terkait. Kondisi ini memicu kekhawatiran para petani akan masa depan pertanian mereka.

Suriyono, seorang petani pepaya dengan lahan seluas tiga hektar, mengungkapkan bahwa kekeringan ini membuat tanaman pepayanya hampir mati. Selama musim kemarau, aliran air ke lahan pertaniannya terhenti sepenuhnya karena saluran irigasi yang rusak, sehingga ia hanya bergantung pada curah hujan.

“Sudah tiga tahun ini irigasi rusak parah, air tak bisa mengalir ke lahan. Sekarang tanaman saya terancam gagal panen karena tidak ada pasokan air yang cukup,” ujarnya, Selasa (15/10).

Bacaan Lainnya

Selain masalah irigasi, Suriyono, yang akrab disapa Cariban, juga mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk. Ketersediaan pupuk yang sangat terbatas di wilayah tersebut membuat para petani kesulitan menjaga kualitas tanaman mereka. Bahkan, jika pupuk tersedia, harganya terbilang tinggi, semakin menambah beban petani.

“Pupuk juga susah didapat, dan kalaupun ada, harganya tinggi,” tambah Cariban.

Cariban juga menyoroti minimnya peran aktif penyuluh pertanian dari pemerintah, yang seharusnya memberikan pendampingan dan solusi bagi para petani. Hingga saat ini, menurutnya, penyuluhan lebih sering datang dari pihak swasta, sementara petugas penyuluh dari pemerintah jarang terlihat.

“Penyuluhan yang datang kebanyakan dari perusahaan swasta, bukan dari pemerintah. Padahal, kami butuh pendampingan langsung,” keluhnya.

Upaya untuk mencari solusi sudah dilakukan oleh Cariban bersama petani lainnya dengan melapor ke pemerintah desa. Namun, hingga saat ini, respons yang diberikan belum menunjukkan tindakan konkret.

“Saya sudah mengadukan masalah ini ke pemerintah desa, tapi belum ada hasil yang berarti,” jelasnya.

Para petani kini berharap agar pemerintah segera turun tangan memperbaiki saluran irigasi yang rusak dan memperlancar distribusi pupuk. Cariban menegaskan bahwa jika irigasi tidak segera diperbaiki, para petani terancam kehilangan mata pencaharian.

“Kalau irigasi tidak segera diperbaiki, kami terancam gagal panen, dan ini bisa menghancurkan mata pencaharian kami. Kami hanya ingin pemerintah lebih peduli dengan kondisi kami, agar kami bisa tetap bertani dengan baik,” harapnya.

Pos terkait