Ratusan Gerai Alfamart Tutup: Strategi Baru di Tengah Tantangan Bisnis Retail

Gambar Gravatar
Ilustrasi Gerai Alfamart. (Foto: Redaksi)

Investigasi Indonesia

Jakarta – PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pemilik jaringan minimarket Alfamart, mengumumkan penutupan 400 gerainya sepanjang tahun 2024. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk mengoptimalkan keuntungan dan meningkatkan efisiensi bisnis.

Strategi di Balik Penutupan Gerai
Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Solihin, menjelaskan bahwa gerai-gerai yang tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap profitabilitas perusahaan diputuskan untuk ditutup. Salah satu penyebab utama adalah lonjakan biaya sewa yang mencapai hingga lima kali lipat. Solihin menegaskan bahwa keputusan ini adalah langkah strategis untuk memastikan bisnis tetap sehat.

“Seperti penyakit usus buntu, usus yang terinfeksi harus dipotong agar tubuh tetap sehat,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Meskipun ada 400 gerai yang ditutup, Alfamart telah membuka lebih banyak gerai baru di lokasi strategis. Hingga akhir tahun 2024, jumlah gerai yang beroperasi mencapai 884 unit. Perusahaan juga menargetkan pembukaan 1.000 gerai baru, terutama di luar Pulau Jawa, untuk mendukung ekspansi dan menjaga pertumbuhan omzet.

Biaya Sewa yang Melonjak Tajam
Corporate Affairs Director Alfamart menyebutkan bahwa salah satu alasan utama penutupan gerai adalah kenaikan drastis tarif sewa properti. Jika pada 2019 biaya sewa berkisar Rp40–50 juta per tahun, kini biaya tersebut melonjak hingga Rp500 juta per tahun, membuat sejumlah lokasi menjadi tidak lagi menguntungkan.

Pola Belanja Konsumen Berubah
Selain faktor internal, Alfamart juga menghadapi tantangan dari pelemahan daya beli masyarakat. Solihin, yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), mencatat bahwa konsumen kini lebih memilih produk dengan harga terjangkau dan cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli.

Pos terkait