Keberhasilan penggagalan aksi tawuran ini tidak terlepas dari penerapan teknologi melalui aplikasi SIPAGI, yang mempermudah pemetaan wilayah-wilayah rawan potensi konflik. Sistem ini memungkinkan personel untuk bergerak secara proaktif ke titik-titik yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan.
“Penggunaan aplikasi SIPAGI mempermudah kami dalam menentukan area-area patroli rawan. Dengan teknologi ini, patroli menjadi lebih efektif, cepat, dan tepat sasaran. Kami berkomitmen untuk terus menjaga keamanan di Jakarta Barat, terutama menjelang Pilkada 2024, di mana potensi gangguan kamtibmas bisa meningkat,” tambah Agung.
Delapan remaja beserta barang bukti kini telah dibawa ke Polsek Cengkareng untuk pemeriksaan lebih lanjut. Agung juga mengimbau kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan pergaulan anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam kegiatan negatif yang dapat merusak masa depan mereka.
“Tawuran tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga bisa membahayakan keselamatan orang lain. Kami berharap masyarakat dapat berperan aktif dengan memberikan informasi kepada kami terkait potensi konflik atau gangguan kamtibmas di wilayah mereka,” tutupnya.
(Arief/Humas)