Jakarta – Siswa Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) Republik Indonesia, Nur Fatia Azzahra (22), yang merupakan seorang tunadaksa, berhasil lolos seleksi pendidikan Bintara Polri melalui jalur disabilitas Tahun Anggaran 2024. Selain Fatia, ada satu lagi siswa bernama Novita Fajrin yang juga memenuhi syarat.
Fatia menceritakan bahwa ia lahir dengan kondisi difabel dan sempat mengalami perundungan saat kecil. Menurut Fatia, pengalaman tersebut serta dukungan dan nasihat dari orang tuanya membentuk mentalnya menjadi kuat.
“Saat SD, saya pernah dibully karena tidak bisa bermain voli. Saya hanya bisa menangis dan memberitahu orang tua tentang apa yang saya alami,” ujar Fatia saat diwawancarai di Sepolwan RI, Ciputat, Jakarta Selatan, Kamis (19/09/2024).
Ia melanjutkan, “Ayah dan ibu selalu mengatakan bahwa saya istimewa, tidak boleh minder atau malu, dan harus membuktikan bahwa saya juga bisa.”
Fatia menceritakan bahwa ayahnya sering mengajaknya bermain di luar rumah untuk melatihnya menjadi mandiri. Ayahnya bahkan mendorong Fatia untuk berani merantau dan menghadapi tantangan hidup.
“Alhamdulillah, ayah selalu melatih saya bermain bulu tangkis dan voli. Meskipun saya tidak terlalu hebat, akhirnya saya bisa melakukannya. Ayah selalu mengatakan bahwa merantau akan membuat saya berkembang,” jelas Fatia.
Fatia juga menceritakan pengalaman merantau ke Jambi bersama ayahnya yang sedang menempuh studi S2 di Universitas Jambi (Unja). Pengalaman ini, katanya, membantu dirinya menjadi lebih mandiri meskipun dalam kondisi difabel.
“Sejak SMA, saya ikut ayah kuliah di Jambi. Dari situ saya belajar banyak hal tentang kemandirian,” tambahnya.