Capaian Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos

Abah Sofyan

Capaian Utama

1. Pertumbuhan Ekonomi Melejit — Provinsi dengan Pertumbuhan Tertinggi

  • Berdasarkan data BPS, pada Triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara mencapai 32,09 %.
  • Meskipun sedikit menurun dibanding triwulan sebelumnya (sekitar 34,41 %), angka ini tetap melampaui provinsi mana pun di Indonesia pada periode tersebut.
  • Lonjakan ini banyak ditopang oleh sektor industri pengolahan dan pertambangan, terutama nikel sebagai komoditas unggulan daerah.

2. 100 Hari Kerja: Program Nyata di Pendidikan dan Infrastruktur

  • Dalam 100 hari kerja pertamanya, Sherly dan Sarbin meluncurkan beberapa inisiatif prioritas seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis, dan penguatan pelayanan publik.
  • Semua pungutan uang komite di SMA/SMK/SLB negeri dicabut, dan anggaran BOSDA senilai Rp 34 miliar dialokasikan untuk mendukung kegiatan sekolah.
  • Pemerintah provinsi juga menyisihkan Rp 63,3 miliar dari APBD untuk merenovasi 118 sekolah (SMA/SMK/SLB) di Maluku Utara.
  • Kerjasama beasiswa juga ditandatangani antara Pemprov Malut dan 27 perguruan tinggi terakreditasi B bagi mahasiswa dari Maluku Utara.

3. Kesehatan: Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Diluncurkan

  • Pada Agustus 2025, Gubernur Sherly meluncurkan program PKG (Pemeriksaan Kesehatan Gratis) bagi guru dan siswa SMA/SMK/SLB di provinsi ini.
  • Target ambisius ditetapkan: menyasar sekitar 71 ribu siswa agar tuntas diperiksa dalam satu bulan.
  • Meski baru mencapai sekitar 6,7 % capaian pemeriksaan (per Agustus 2025), ini menjadi langkah awal strategis.
  • Strategi “jemput bola” ke sekolah-sekolah dianggap sebagai kunci percepatan pencapaian target.

4. Sinergi Antar Daerah & Kerjasama Strategis

Bacaan Lainnya
  • Gubernur Sherly menjalin kerja sama antar provinsi, misalnya dengan Gubernur Bali (Wayan Koster) dalam bidang pemerintahan digital, pariwisata, dan pengawasan tata kelola.
  • Dalam forum Apindo Maluku Utara, Sherly menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan tenaga kerja sebagai pondasi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Tantangan & Catatan Kritis

  • Keterbatasan Capaian Kesehatan: Meski program PKG digulirkan, capaian awal masih kecil (6,7 %) dibanding target nasional di atas 30 %.
  • Pemerataan Manfaat Ekonomi: Lonjakan ekonomi lewat sektor pertambangan dan pengolahan (nikel) perlu diarahkan agar manfaatnya juga dirasakan oleh sektor tradisional (petani, nelayan) di daerah pedesaan.
  • Ketergantungan Pada Komoditas Ekspor: Pertumbuhan yang sangat tinggi sebagian didorong oleh industri berbasis tambang, dengan risiko jika harga komoditas turun.
  • Infrastruktur & Aksesibilitas: Sebagai provinsi kepulauan, tantangan logistik, infrastruktur laut dan udara masih besar.
  • Transparansi & Akuntabilitas: Harapan publik adalah agar semua program gubernur dijalankan dengan mekanisme transparansi, evaluasi publik, serta minimalisasi potensi penyalahgunaan.

Prioritas Ke Depan

  1. Perluasan Layanan Kesehatan & Pendidikan
    Mempercepat program PKG serta memperluas cakupan pendidikan gratis hingga ke daerah terpencil.
  2. Diversifikasi Ekonomi
    Mendorong sektor-sektor non-tambang seperti pariwisata bahari, kelautan, agrikultur, agar tidak tergantung pada tambang semata.
  3. Peningkatan Infrastruktur
    Perkuat konektivitas antar pulau, jalur transportasi laut dan udara, serta infrastruktur dasar (listrik, jaringan) untuk mendukung pertumbuhan.
  4. Pembaruan Model Tata Kelola & Digitalisasi
    Mempercepat transformasi pelayanan publik berbasis digital dan pengawasan internal agar lebih transparan dan efisien.
  5. Penanganan Ketimpangan & Kesejahteraan Rakyat
    Menyasar daerah-daerah miskin atau terpencil agar dampak pembangunan juga menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Dari berbagai sumber

(Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gravatar profile
  • Rating