Hingga kini, tercatat ada 99.176 kasus Mpox di dunia dengan 208 kasus kematian.
Di Indonesia sendiri, terdapat 88 kasus yang semuanya sudah dinyatakan sembuh.
Irma menambahkan bahwa penularan Mpox terjadi melalui kontak langsung dengan luka atau lesi penderita, serta melalui aktivitas seksual berisiko.
“Gejalanya meliputi ruam, lesi berbentuk bentol, demam, nyeri menelan, serta pembesaran kelenjar getah bening,” jelas Irma.
Ia juga menyebutkan bahwa pembesaran kelenjar getah bening dapat terjadi di area ketiak, belakang telinga, pangkal paha, dan leher.
Mengenai vaksinasi, Irma menyatakan bahwa pemberian vaksin saat ini diprioritaskan pada kelompok dengan risiko tinggi, seperti pengidap HIV, LSL (lelaki suka lelaki), dan mereka yang memiliki kontak erat dengan penderita Mpox.
Meskipun belum ada kasus positif di Jateng, Dinkes sudah melakukan berbagai langkah antisipasi, termasuk menyiapkan fasilitas kesehatan dan rumah sakit rujukan serta berkoordinasi dengan otoritas kesehatan di bandara.
Dinas Kesehatan terus mengingatkan masyarakat agar tidak lengah dan tetap menjaga kesehatan, terutama dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
(M. Efendi)