CERPEN – Ardian, adalah seorang pria muda yang menjalani kehidupan yang terbilang normal. Ia dibesarkan dalam keluarga sederhana yang penuh kasih sayang, di mana nilai-nilai kejujuran dan kerja keras selalu ditanamkan oleh kedua orang tuanya. Kehangatan keluarga menjadi fondasi utama dalam perkembangan kepribadiannya. Sehari-hari, Ardian dikenal sebagai pribadi yang rajin dan bertanggung jawab, kualitas yang membuatnya cukup populer di lingkungan sekitar.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, Ardian mendapatkan pekerjaan tetap yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Rutinitasnya pun cukup teratur: berangkat kerja pagi, kembali ke rumah di sore hari, dan menghabiskan waktu malam dengan kegiatan santai seperti menonton berbagai konten di aplikasi streaming. Kehidupan ini memberikan Ardian rasa kenyamanan dan keamanan, hal yang seringkali dianggap remeh oleh banyak orang.
Meski tidak hidup dalam kemewahan, Ardian selalu merasa cukup dengan apa yang ia miliki. Hubungannya dengan teman-teman juga baik, meski ia lebih memilih kelompok pertemanan yang kecil namun intim. Teman-temannya seringkali memuji Ardian sebagai sosok yang dapat diandalkan dan setia. Pribadinya yang cenderung tertutup namun jujur membuatnya menjadi figur yang dikagumi di lingkungannya.
Namun, di balik segala kestabilan dan normalitas hidupnya, Ardian masih menyimpan keingintahuan dan rasa petualangan yang seringkali tak terpuaskan. Ia merasa ada sesuatu yang hilang, meski ia sendiri tidak tahu apa. Kebosanan dengan rutinitas sehari-hari secara perlahan mulai merasuk dalam pikirannya, memunculkan keinginan untuk mencari sesuatu yang lebih dari hidup. Ini menjadi titik awal di mana hidup Ardian mulai mengalami perubahan drastis.
Suatu ketika, Ardian dikenalkan kepada dunia gelap narkoba oleh seorang temannya yang sudah terlebih dahulu terjerat. Temannya tersebut memperkenalkannya pada sabu, jenis narkoba yang memberikan efek euforia instan. Pada awalnya, Ardian merasa ragu untuk mencoba. Namun, rasa penasaran dan desakan dari teman tersebut mendorongnya untuk mengambil langkah pertama yang akan mengubah hidupnya.
Setelah mencoba sabu untuk pertama kalinya, Ardian merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Euforia yang dihasilkan membuatnya sejenak melupakan semua permasalahan hidupnya. Bagi Andrian saat itu, narkoba dapat memberikan pelarian sementara dalam kehidupannya yang mulai menemui banyak permasalahan hidup. Ardian mulai merasa bahwa ia menemukan ‘penyelesaian’ sementara untuk segala kegelisahan dan tekanan yang ia alami.
Lambat laun, tanpa disadari, Ardian mulai mengalami ketergantungan yang merayap masuk ke dalam kehidupannya. Apa yang awalnya hanya rasa penasaran berubah menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Ardian makin sering mengonsumsi sabu untuk kembali merasakan euforia tersebut. Ketergantungan ini semakin mempermalasnya untuk menghadapi realita, semakin ia coba lari dari masalah hidup yang kian menumpuk.
Ardian kini tengah terjerumus dalam perangkap narkoba. Iapun tidak menyadari bahwa jalan yang dipilihnya ini hanya akan membawanya ke dalam kegelapan yang lebih dalam lagi.
Kehidupan Ardian mulai terpuruk seiring dengan meningkatnya tingkat kecanduannya terhadap narkoba. Apa yang awalnya merupakan eksperimen kecil, tumbuh menjadi kebiasaan berbahaya yang mengancam kehidupannya secara keseluruhan. Dalam pekerjaan, kinerja Ardian merosot tajam. Ketidakhadirannya yang tidak dijelaskan dan kesulitan untuk fokus membuatnya sering mendapat teguran dari atasannya. Setiap hari kerja, dia merasa makin jauh dari rekan-rekannya, yang kini memandangnya dengan rindu akan ketekunan dan kreativitas yang dulu diandalkannya.
Ardian juga merasakan bahwa hubungannya dengan keluarga semakin memburuk. Ketika dulu dia bisa berbagi cerita dengan ibunya sebagai bentuk kasih sayang, sekarang dia memilih menghindari komunikasi. Kecanduan narkoba jenis sabu telah mengubah Ardian menjadi pribadi yang menjauh dari orang-orang yang pernah dekat dengannya. Pertengkaran kecil dengan keluarga menjadi besar hanya karena ada hal-hal yang sifatnya sepele, namun dibesar-besarkan oleh kegelisahan yang ditimbulkan oleh narkoba.
Pertemanan yang selama ini dijalinnya juga tidak luput dari dampak negatif. Teman-teman lama mulai menjauh, dan Ardian merasakan rasa kesepian yang mendalam. Pada puncaknya, kecanduan inilah yang membuat dirinya terjebak dalam lingkaran setan yang begitu sulit untuk dilepaskan. Meskipun ada momen-momen kesadaran tentang betapa buruknya situasi yang dia hadapi, narkoba seolah memiliki cengkeraman kuat yang tidak bisa mudah dilepas. Setiap kali ada tekad untuk menjauh, ada godaan kuat yang menyeretnya kembali ke dalam gelap. Ardian berada dalam dilema yang tidak berujung, terjebak dalam cerita penuh tragedi akibat kecanduan yang memberangus segalanya.
Ardian, yang berada dalam kondisi terdesak akibat kecanduan narkoba jenis sabu, mulai terjerumus dalam sebuah pertemuan tak terduga yang akhirnya mengubah arah hidupnya. Suatu hari, dalam usahanya mencarikan dana untuk memenuhi hasrat kecanduannya, dia bertemu dengan Ratna, seorang wanita paruh baya yang dikenal sebagai ‘tante girang’. Ratna adalah sosok wanita yang kaya namun kesepian, yang tampaknya hidup dalam kehampaan meski berlimpah harta.
Pertemuan itu terjadi dalam sebuah pertemuan sosial di salah satu kafe elit di pusat kota. Ardian, yang tengah kalap mencari cara agar bisa membeli sabu, tanpa sengaja terlibat dalam perbincangan dengan Ratna. Dengan instingnya yang tajam dalam melihat peluang, Ratna menyadari bahwa Ardian adalah seorang pria yang mudah dimanipulasi karena kondisi kecanduan narkoba yang dialaminya. Ratna menawarkan solusi jangka pendek untuk masalah finansial yang sedang dihadapi Ardian: hubungan simbiosis di mana Ardian memenuhi kebutuhan pribadinya sementara Ratna menyediakan dana yang begitu dibutuhkan Ardian.
Tawaran ini menjadi jeratan pertama bagi Ardian. Tergiur oleh lumayan menggoda yang ditawarkan Ratna, Ardian setuju untuk menjadi budak nafsu wanita paruh baya tersebut. Kebutuhan akan narkoba telah membuat pemuda itu hilang kendali atas moralitasnya. Dalam pandangan mata Ardian, uang dari Ratna adalah jalan tercepat untuk terus mendapatkan suplai narkoba tanpa harus berpikir panjang. Ratna, di sisi lain, mendapatkan kepuasan emosional dan fisik yang sudah lama dirindukannya dalam kesepian hidupnya yang mewah.