Salatiga, Jawa Tengah — Proyek pembangunan Taman Wisata Religi di Kota Salatiga dengan nilai anggaran fantastis—hampir Rp11 miliar dari APBD 2025—mendadak menjadi sorotan publik. Alih-alih menjadi ikon baru wisata kota, proyek ini justru diterpa dugaan penyimpangan dan lemahnya pengawasan teknis.
Pantauan di lokasi menunjukkan berbagai kejanggalan pelaksanaan. Susunan batu pondasi tampak tidak rapi, banyak yang hanya ditumpuk tanpa perekat mortar yang layak, dengan ukuran batu yang tak seragam. Besi tulangan terlihat berkarat dan terikat seadanya, sementara bekisting kayu dalam kondisi lembab dan kasar, yang dapat berdampak pada kualitas struktur beton.
Masalah ini mengundang pertanyaan besar soal efektivitas pengawasan dari pihak kontraktor dan konsultan proyek.
Diketahui, di area Taman Wisata Religi terdapat tiga proyek utama dengan total anggaran Rp10.985.015.000. Rinciannya adalah:
- Rp2.929.825.000 untuk penunjang daya tarik wisata,
- Rp5.166.190.000 untuk lanjutan pembangunan taman,
- Rp2.890.000.000 untuk peningkatan bangunan dan kawasan.
Yang menjadi sorotan: ketiga proyek ini diawasi oleh konsultan yang sama, yakni CV Abiyasa, yang memunculkan dugaan konflik kepentingan serta lemahnya kontrol teknis. Publik mempertanyakan keputusan Pemkot Salatiga yang mempercayakan pengawasan tiga proyek besar kepada satu pihak yang sama.
Tinggalkan Balasan