Investigasi Indonesia
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah – Dugaan pungutan liar (pungli) yang disamarkan sebagai sumbangan dan pembelian buku Lembar Kerja Siswa (LKS) di SMPN 2 Pringapus Kabupaten Semarang dikeluhkan sejumlah orang tua murid. Biaya yang dibebankan dianggap memberatkan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Keluhan Orang Tua Murid
Menurut salah satu orang tua murid yang enggan disebutkan namanya, pihak sekolah menetapkan sumbangan sebesar Rp300.000 per siswa, serta memungut biaya pembelian buku LKS untuk semester 2 senilai Rp120.000 untuk 11 buku.
“Kami keberatan karena sumbangan disebut sukarela, tetapi ada jumlah minimal yang ditentukan. Bahkan, waktu pembayarannya pun sudah dijadwalkan,” ungkap wali murid.
Keluhan semakin menguat setelah pihak sekolah mengadakan rapat pleno komite pada Sabtu, 23 November 2024. Dalam rapat yang dihadiri kepala sekolah, ketua komite Totok, serta perwakilan orang tua siswa, diungkapkan bahwa sekolah membutuhkan tambahan dana operasional sebesar Rp165.570.000 untuk menutup kekurangan dari total kebutuhan Rp810.530.000.
Dari rapat tersebut, disepakati bahwa kekurangan dana akan ditanggung oleh seluruh siswa, dengan sumbangan Rp300.000 per siswa. Selain itu, program outing class juga diwajibkan dengan biaya sebesar Rp395.000 per siswa.