Semarang, Jawa Tengah – Bicara soal kuliner di kota Semarang, sudah pasti Lumpia Semarang merupakan salah satu kuliner ikonik yang telah lama menjadi kebanggaan kota Semarang. Makanan ini dikenal dengan kulit lumpianya yang tipis dan renyah serta isian yang menggugah selera, terdiri dari campuran rebung, telur, dan pilihan daging ayam atau udang. Lumpia Semarang tidak hanya terkenal karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena sejarah panjang yang melekat padanya.
Sejarah lumpia di Semarang dapat ditelusuri hingga abad ke-19, saat imigran dari Tiongkok membawa makanan khas ini dan memadukannya dengan citarasa lokal. Hal ini menghasilkan perpaduan budaya yang unik dan menjadikan lumpia sebagai kuliner yang kaya akan nilai historis dan budaya. Kini, lumpia bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol integrasi budaya di Semarang.
Bahan-bahan utama lumpia Semarang mencakup kulit lumpia yang terbuat dari tepung terigu, isian rebung yang dimasak bersama bawang putih, telur, dan daging ayam atau udang, disertai dengan bumbu-bumbu khas yang memperkaya rasa. Proses pembuatannya pun cukup sederhana namun memerlukan ketelitian untuk menghasilkan rasa dan tekstur yang sempurna. Rebung ditumis hingga harum dan layu, kemudian dicampur dengan telur dan daging yang telah dimasak hingga matang sebelum akhirnya dibungkus dalam kulit lumpia dan digoreng hingga keemasan.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Semarang, mencicipi lumpia di tempat-tempat legendaris tentu menjadi agenda wajib. Beberapa lokasi terbaik untuk menikmati lumpia Semarang meliputi Gang Lombok, Jalan Pemuda, dan kawasan Kuliner Simpang Lima. Tempat-tempat ini menawarkan keaslian rasa yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan pengalaman kuliner di Semarang semakin berkesan.
Lumpia Semarang tidak hanya sekadar makanan khas, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari wisata kuliner yang mempesona di kota ini. Dengan setiap gigitannya, Anda tidak hanya merasakan kelezatan kuliner, tetapi juga cerita panjang yang membuatnya begitu istimewa.
Tahu Gimbal
Tahu Gimbal merupakan salah satu makanan khas Semarang yang patut dicicipi oleh para penikmat kuliner. Hidangan ini merupakan perpaduan dari berbagai elemen yang menciptakan harmoni rasa yang unik dan menggugah selera. Terdiri dari tahu goreng yang disebut dengan ‘tahu,’ lontong, tauge, dan bakwan udang yang dikenal sebagai ‘gimbal,’ semuanya disajikan dengan saus kacang yang khas dan tebal. Saus kacang ini menjadi rahasia kenikmatan tahu gimbal, yang memiliki cita rasa gurih dan sedikit manis, dengan rasa kacang yang dominan.
Asal-usul tahu gimbal cukup menarik untuk ditelusuri. Konon, hidangan ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan awal mulanya dijual oleh pedagang kaki lima di Semarang. Kata ‘gimbal’ sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti bakwan udang, yang menjadi salah satu komponen utama dalam hidangan ini. Dengan sejarah yang kaya ini, tahu gimbal telah menjadi bagian penting dari warisan kuliner Semarang.
Cara memasak tahu gimbal yang benar tidaklah terlalu sulit, namun memerlukan ketelatenan dalam setiap langkahnya. Pertama, tahu dipotong-potong dan digoreng hingga kecokelatan. Kemudian, bakwan udang atau gimbal dibuat dengan mencampurkan udang, tepung, dan bumbu-bumbu, lalu digoreng hingga renyah. Semua bahan ini disusun bersamaan dengan lontong dan tauge, lalu disiram dengan saus kacang yang dibuat dari campuran kacang tanah goreng, bawang putih, cabe, gula merah, garam, dan air asam. Kombinasi ini menghasilkan rasa yang kompleks dan memuaskan.
Di Semarang, ada beberapa warung dan restoran yang terkemuka dalam menyajikan tahu gimbal terbaik. Salah satunya adalah Warung Tahu Gimbal Pak Edy, yang telah menjadi favorit warga lokal. Selain itu, Toko Oen yang legendaris juga menawarkan versi tahu gimbal yang tak kalah lezatnya. Tempat-tempat ini tidak hanya menawarkan cita rasa autentik, tetapi juga pengalaman kuliner yang otentik dari kota Semarang itu sendiri.
Wingko Babat
Wingko Babat merupakan salah satu makanan khas Semarang yang memikat hati banyak orang dengan rasa manis legitnya. Kue tradisional ini dibuat dari kelapa parut, gula, dan ketan, menciptakan kombinasi yang begitu sempurna. Menurut sejarah, wingko babat pertama kali diperkenalkan oleh para perantau dari Babat, Kabupaten Lamongan, yang kemudian menetap di Semarang dan memperkenalkan kue ini dengan versi lokal yang khas.