Menurut AKP Retno, kegiatan ini juga merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa para pahlawan serta pejuang kemerdekaan yang telah mendahului kita. Melalui peringatan ini, AKP Retno mengajak Polwan Polres Jepara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, disiplin, dan kualitas sumber daya personel Polwan, guna mendukung percepatan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas.
Sebagai tambahan, informasi dari museumpolri.org menyebutkan bahwa sejarah hari Polwan dimulai pada awal 1948, sekitar tiga tahun setelah Indonesia merdeka, sebelum agresi militer Belanda. Pada masa itu, polisi sering menghadapi kesulitan dalam memeriksa wanita yang menjadi korban, tersangka, atau saksi kasus kejahatan. Hal ini menyebabkan kebutuhan untuk melibatkan istri polisi dan pegawai sipil wanita dalam tugas pemeriksaan fisik.
Organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi kemudian mengusulkan kepada pemerintah agar wanita diikutsertakan dalam pendidikan kepolisian. Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera di Bukittinggi memberikan kesempatan untuk mendidik wanita-wanita pilihan menjadi polisi. Pada 1 September 1948, enam siswa wanita pertama kali diterima, yaitu Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher, untuk mengikuti pendidikan inspektur polisi di SPN Bukittinggi. Sejak saat itu, tanggal 1 September diperingati sebagai hari lahirnya polisi wanita (Polwan).
(Red/Humas)