Menanggapi insiden tersebut, Kapolres Kendal, AKBP Hendry Susanto Sianipar, menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah cepat untuk memediasi konflik serta menjaga situasi agar tetap kondusif.
“Ini bukan hanya tentang penertiban. Ini soal kemanusiaan. Kita harus saling menghargai sebagai sesama manusia,” ujar AKBP Hendry kepada awak media, Selasa (27/5/2025).
Polres Kendal Ambil Langkah Mediasi dan Dialog
Kapolres menjelaskan bahwa pihaknya telah memfasilitasi pertemuan awal antara para korban, pengelola kawasan industri, dan perangkat desa. Mediasi lanjutan dijadwalkan digelar di Polres Kendal pada Rabu, 28 Mei 2025, sebagai bagian dari upaya penyelesaian yang adil dan berimbang.
“Kami tidak hanya menjalankan hukum, tapi juga menjaga rasa keadilan. Kami ingin semua warga merasa dilindungi dan dihargai,” tambahnya.
Video yang sempat viral menunjukkan suasana mencekam: sang istri tampak panik dan tersungkur saat menyelamatkan dagangan, sementara pria berseragam meninggalkan lokasi begitu saja. Tidak ada satu pun petugas lain yang terlihat memberikan bantuan. Kejadian ini menimbulkan luka sosial yang dalam dan mempertegas perlunya penertiban yang beretika.
Kapolres: Penertiban Tak Boleh Abaikan Nurani
Kapolres Hendry juga mengakui bahwa sebelumnya para PKL memang telah mendapat beberapa kali peringatan terkait aktivitas di zona KEK. Namun, ia menegaskan bahwa semua bentuk penertiban harus dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
“Kami harap semua pihak menahan diri. Tugas kami tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga merawat harmoni sosial. Mari kedepankan dialog,” tuturnya.
Ia juga mengajak para PKL dan masyarakat umum agar tidak segan untuk melaporkan kejadian serupa jika merasa dirugikan atau mendapat perlakuan yang tidak adil.
(Arief/Red)
Tinggalkan Balasan