Sementara itu, Ustadz Hadi Masykur, mantan anggota Jamaah Islamiyah, berbagi pengalaman dan mengajak peserta untuk memahami bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Deklarasi Bersama Tolak Radikalisme dan Terorisme
Sebagai bentuk komitmen bersama, seminar ini ditutup dengan Deklarasi Anti Radikalisme dan Terorisme oleh para peserta.
“Kami, Pondok Pesantren se-Kota Semarang, yang berideologi Pancasila, berjanji menolak keras masuknya paham intoleran, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. NKRI Harga Mati!”
Deklarasi ini dipimpin langsung oleh K.H. Musthofa, yang menegaskan bahwa santri harus tidak hanya religius tetapi juga nasionalis.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Densus 88 dan Pemkot Semarang atas perhatian mereka dalam menguatkan wawasan kebangsaan di kalangan pengajar dan masyarakat.
Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang bahaya radikalisme serta memperkuat peran pesantren dalam menjaga persatuan dan kedamaian di Indonesia.
(Arief/Red)