“Jika kondisi ini berlanjut, kami meminta Direktur PDAM untuk mengundurkan diri,” tegasnya.
Di sisi lain, Direktur Perumda Tirtayasa, Muhammad Iqbal, menjelaskan bahwa pelayanan air kurang maksimal karena masih digunakannya jaringan pipa yang sudah tua dan belum diganti. Selain itu, kondisi alam yang mempengaruhi debit air juga berimbas pada pelayanan di wilayah Pekalongan Utara. Masalah air keruh disebabkan oleh proses pemeliharaan seperti flushing atau pembersihan jaringan pipa.
“Air kami berasal dari tiga sumber: sumur, mata air di daerah atas, dan instalasi pengolahan air permukaan seperti di Cepagan, Kabupaten Batang,” jelas Iqbal.
Ia menambahkan bahwa Kota Pekalongan tidak memiliki sumber air sendiri sehingga harus bergantung pada sumber dari daerah tetangga atau mengolah air permukaan. Meskipun ada rencana untuk menutup sumur karena isu penurunan muka tanah, ada upaya untuk menggantinya melalui kerjasama dengan Provinsi Jawa Tengah dalam program SPAM Regional Petanglong.
“Jaringan SPAM Regional Petanglong sudah mencapai depan Kantor DLH dan akan terus ditarik ke utara dengan percabangan di sekitar Pasar Krempeyeng,” papar Iqbal.
Usai audensi, belasan pelanggan PDAM membubarkan diri dengan tertib sambil membentangkan tulisan yang berisi kecaman dan meminta pemerintah Kota Pekalongan untuk mencopot Direktur PDAM Muhammad Iqbal dari jabatannya.
(Hatose)