Ramalan Gempa Dahsyat 5 Juli 2025 Gegerkan Jepang, Ini Penjelasan Sebenarnya!

Abah Sofyan
Oplus_131072

Investigasi Indonesia

Editorial – Isu akan terjadinya bencana besar di Jepang pada 5 Juli 2025 tengah menjadi perbincangan hangat publik, baik di media sosial maupun forum internasional. Bahkan, sejumlah maskapai penerbangan dari Asia Timur dikabarkan telah membatalkan atau mengurangi jadwal penerbangan ke Jepang untuk awal Juli.

Namun, benarkah ancaman itu nyata? Atau hanya rumor viral yang dibesar-besarkan?

Awal Mula Ramalan: Komik Jepang Viral

Bacaan Lainnya

Sumber kekhawatiran ini berasal dari manga (komik Jepang) berjudul “The Future I Saw” (Watashi ga Mita Mirai) karya Ryo Tatsuki, yang pertama kali terbit pada tahun 1999 dan diterbitkan ulang pada 2021–2022. Dalam edisi terbarunya, penulis menyebutkan bahwa dirinya pernah “melihat” melalui mimpi akan terjadi bencana besar di Jepang pada 5 Juli 2025, pukul 04.18 pagi.

Dalam ramalan tersebut, ia menggambarkan munculnya rekahan di dasar laut antara Jepang dan Filipina, serta kondisi laut yang tampak seperti mendidih—yang kemudian ditafsirkan banyak orang sebagai potensi gempa bumi besar dan tsunami dahsyat, bahkan lebih parah dari tragedi Tōhoku tahun 2011.

Dampaknya: Pembatalan Penerbangan dan Ketakutan Wisatawan

Meskipun berasal dari komik fiksi, dampaknya sangat nyata:

  • Hong Kong Airlines telah membatalkan penerbangan ke beberapa kota di Jepang seperti Kagoshima dan Kumamoto untuk periode Juli–Agustus 2025.
  • Greater Bay Airlines melaporkan pemesanan hanya mencapai 40% dari ekspektasi dan memutuskan menurunkan frekuensi penerbangan ke berbagai destinasi Jepang.

Menurut data industri, pemesanan tiket dari Taiwan, Hong Kong, dan Korea Selatan ke Jepang untuk awal Juli turun hingga 83%, sebagian besar karena kekhawatiran yang dipicu oleh ramalan tersebut.

Konten Kreator Instagram Picu Kepanikan

Viralnya isu ini juga tidak lepas dari peran sejumlah konten kreator di Instagram dan TikTok yang menyebarkan ramalan ini dengan gaya dramatis dan sebagian besar video dibuat dengan tone tegang, penuh peringatan, dan visual efek dramatis seperti suara sirene dan simulasi tsunami, yang membuat penonton semakin khawatir.

Konten-konten ini cepat menyebar, terutama di kalangan anak muda yang mungkin tidak menyadari bahwa sumber utama isu ini adalah manga fiksi. Banyak netizen mengaku khawatir dan bahkan membatalkan rencana liburan ke Jepang.

Penjelasan Resmi dari Otoritas Jepang

Merespons kegelisahan publik, otoritas Jepang memberikan klarifikasi:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gravatar profile
  • Rating