Tak hanya itu, sekitar 200 perwakilan dari negara anggota PBB juga hadir sebagai panel pendengar, menampung masukan dari para petisioner sebagai bagian dari proses diplomasi dan pengambilan keputusan tingkat global.
Kehadiran Wilson Lalengke menjadi simbol komitmen aktif masyarakat sipil Indonesia dalam memperjuangkan hak asasi manusia, keadilan, dan perdamaian dunia.
“Partisipasi dalam konferensi ini adalah bentuk kontribusi nyata untuk menyuarakan keadilan dan perdamaian di kawasan yang masih menghadapi tantangan geopolitik,” ujar Wilson dalam keterangan singkatnya.
Konferensi ini merupakan bagian dari agenda tahunan PBB yang membuka ruang bagi masyarakat sipil untuk berperan aktif dalam proses diplomasi internasional dan advokasi global. Berbagai topik tentang politik, kedaulatan wilayah, dekolonisasi, dan HAM menjadi fokus utama dalam forum tersebut.
(TIM/Red)
Tinggalkan Balasan