Mas Aaf menargetkan transaksi dalam PBN 2024 mencapai Rp4 miliar dan mendorong pelaku usaha batik untuk menggunakan bahan ramah lingkungan.
“Kami berharap PBN 2024 berjalan sukses hingga penutupan, dan batik Kota Pekalongan tetap lestari bersama alam yang terjaga,” harapnya.
PBN 2024: Merangkul Kreativitas Nusantara
Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, menjelaskan bahwa PBN 2024 tidak hanya diramaikan pelaku UMKM lokal, tetapi juga partisipasi dari kota-kota lain, seperti Subang, Cimahi, Bojonegoro, Malang, dan Pemalang.
“Kegiatan ini bertujuan mempertahankan predikat Kota Batik Dunia serta Jejaring Kota Kreatif Dunia,” ujar Supri.
Selain stan UMKM, PBN 2024 menyajikan berbagai acara menarik, seperti:
- Lomba fashion show
- Lomba membatik dan mewarnai
- Fun cooking bersama Chef Muto
- Batik Sarung Soccer Competition
- Festival Kuliner Nusantara
- Lomba Kreasi Kuliner Khas Pekalongan
- Pekalongan Art, Culture, and Music Fest
Respons Peserta dan Harapan
Elsa, peserta dari Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, mengungkapkan apresiasinya atas kesempatan memeriahkan PBN untuk pertama kalinya.
“Kami membawa batik kombinasi jeans khas Cimahi, boneka rajut, dan lainnya. Motif batik kami unik, seperti daun singkong dan bambu. Target kami adalah memperkenalkan batik Cimahi kepada pengunjung PBN, khususnya masyarakat Kota Pekalongan,” jelasnya.
PBN 2024 juga memfasilitasi transaksi secara cashless melalui QRIS, mempermudah pengunjung dan mendukung transformasi digital UMKM.
Pekan Batik Nusantara 2024 bukan hanya menjadi ajang promosi batik, tetapi juga wadah pelestarian budaya, inovasi, dan kolaborasi ekonomi kreatif. Sebagai Kota Kreatif Dunia, Pekalongan terus berupaya menjaga tradisi, berinovasi, dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat lokal maupun nasional.
(Hatose)
