Malam sebelumnya, Aiptu Mualim menerima telepon dari Jamjuri yang memintanya untuk mengurus pemakaman anaknya karena dirinya masih berada di Pati untuk mengurus pemakaman kakaknya. Menanggapi permintaan tersebut, pagi harinya, Aiptu Mualim segera melaksanakan tugas sahabatnya dengan penuh ikhlas. Ia menggulung lengan seragamnya dan turun langsung ke lapangan untuk membantu menggali kubur.
“Bagi saya, persahabatan itu bukan hanya tentang hadir di saat bahagia, tetapi juga berdiri di samping sahabat ketika dunia terasa runtuh. Hari itu, saya hanya ingin menunjukkan bahwa ia tidak sendirian,” ujar Aiptu Mualim, menggambarkan nilai kemanusiaan yang mendalam.
Mualim juga menjelaskan bahwa yang dilakukannya adalah panggilan hati.
“Saya belajar bahwa membantu orang lain adalah panggilan hati yang paling mulia,” lanjutnya, menggambarkan sikap rendah hati yang menginspirasi.
Ditempat berbeda, Kapolres Kebumen, AKBP Eka Baasith Samsuri, memberikan apresiasi terhadap tindakan Aiptu Mualim. Menurutnya, apa yang dilakukan Aiptu Mualim adalah bentuk nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang harus tercermin dalam tugas kepolisian.
“Yang dilakukan Aiptu Mualim adalah cerminan dari nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi roh dalam pelaksanaan tugas Polri. Di tengah segala rutinitas dan tantangan yang dihadapi, empati kepada masyarakat tidak boleh luntur. Inilah wajah Polri yang kami bangun: hadir, membantu, dan menjadi bagian dari solusi dalam setiap lapisan kehidupan masyarakat,” ungkap AKBP Eka Baasith Samsuri.
Ia menegaskan bahwa sikap seperti ini bukan hanya patut diapresiasi, tetapi juga menjadi contoh nyata bahwa polisi adalah sahabat masyarakat, tidak hanya dalam situasi keamanan, tetapi juga dalam menghadapi kesulitan dan kedukaan.
(Arief/Red)
Tinggalkan Balasan